Friday 17 March 2017

Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad (Bekal menuju perjalanan akhirat) karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzi


            Buku-buku islami ber-genre sirah nabawiyyah bisa kita dapati secara mudah, mulai dari literarur klasik hingga modern yang dikarang abad ke 20-an banyak berserakan baik di toko buku ataupun di dunia maya sekalipun. sudah tidak asing lagi di telinga kita dengan kitab turats di abad ke 2 hijriah yang mengupas tuntus sejarah nabi Muhammad SAW sejak lahir hingga beliau dipanggil ke sisi-NYA dengan nama kitab maghazi. maka Ibnu Ishaq yang dikenal sebagai pelopor dalam penulisan sirah nabawiyyah mengarang kitab Al-Mabda wal Mab’ats wal Maghazi, yang kemudian di riwayatkan kembali dan dikemas ulang oleh muridnya yang setia yaitu Abdul Malik Ibni Hisyam, sehingga sekarang kitab yang fenomenal itu bisa kita dapati dalam berbagai bahasa karena urgensi mempelajarinya.

            Iya, ada pepatah mengatakan “mempelajari sesuatu itu harus dari sumbernya” yang artinya mempelajari islam supaya sesuai dengan norma-normanya ya harus dari sumbernya yaitu tempat dimana sang baginda nabi Muhammad SAW dilahirkan. memang banyak sih ada banyak buku karangan barat yang memuat kisah hidup sang manusia yang paling sempurna itu, namun kadang disana ada penyimpangan dan kesalahfahaman dalam berfikir dan menyimpulkan sebuah masalah.

            Dengan demikian fokus kita yaitu menyelami dahulu sekian banyak khazanah islam yang bisa kita temukan sekarang ini dari sumber dan asalnya dulu. sebagaimana mempelajari sirah nabawiyyah ketika kita merujuk ke beberapa kitab dari negara timur tengah atau yang ditulis oleh para ulama dari negara itu, seperti kitab Sirah Ibnu Hisyam, Sirah Al-Halabiyyah, Maghazi karangan Imam Al-Waqidi, Zadul Ma’ad karangan Ibnu Qayyim Al-Jauzi, Fiqh Sirah karangan karangan Syeikh Muhammad Ghazali, Nurul Yaqin, Ar-Rakhiqul Makhtum dan lain sebagainya.

            Salah satu karangan yang menjadi magnum opus dalam sirah nabawiyyah, lebih spesifiknya lagi sirah tahliliyyah (analytical sirah) adalah kitab karangannya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, kitab zaadul ma’ad fi hadyi khairil ‘ibad adalah kitab yang disusun oleh beliau Ibnu Qayyim semasa perjalanannya dari Damaskus menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. beliayu menulis kitab ini dalam keadaan sulitnya perjalanan pada masa itu. bisa kita bayangkan orang-orang Quraiys yang biasa melakukan perjalanan pada musim panas ke Syam pada zaman nabi itu selama 3 bulan. lantas bagaimana beliau bisa melahirkan sebuah karya yang menjadi masterpiece di kalangan para ahli siyar wal akhbar. tak cukup sampai di sana perjuangan beliau untuk berkhidmah kepada ilmu dan agama Islam, dalam mengarang kitab tersebut juga beliau tidak membawa kitab rujukan untuk menghimpun maklumat yang ditulisnya melainkan mengandalkan kesungguhan hafalan yang dimilikinya dan kemampuan ingatan memori saja, meski demikian hasil yang didapat sangatlah akurat dengan sedikit kesalahan kecil.

            Diantara keunikan kitab Zadul Ma’ad dibandingkan dengan kitab sirah pada umumnya adalah kitab ini disusun berdasarkan bab-bab fiqh yang diambil dari petikan kisah hidup nabi Muhammad SAW yang syarat akan hikmah dan pelajaran. dan juga terkadang kita dapati di dalamnya kandungan hukum halal, haram, sastra, ajaran tauhid, serta wejangan dan arahan-arahan hidup dari sang utusan Allah SWT. berjalan dengan metode para ahli hadits dalam memilah-milih hadits, mengambil istinbath dalam beberapa masalah fiqh yang dianggapnya rajih serta meninggalkan yang dhaif.

            Buku setebal 2 atau 3 jilid ini, sangat menyenangkan untuk arungi serta dicari mutiara-mutiara yang tersembunyi di dalamnya karena tidak sangat banyak pelajaran berharga yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermu’amalah dan berinteraksi sesuai apa-apa yang telah dicontohkan oleh panutan kita nabi Muhammad SAW, sehingga kitab ini menjadi sumber penting dalam mencari ilmu berdasarkan kisah perjalanan hidup nabi dan fiqh fiqh yang dikandungnya.