Wednesday 23 November 2016

Audio Seminar "Fahmu Nash Nabawi Sharif Dhawabit wa Isykal"

Ketika kita berani menerangkan sebuah hadits, maka otomatis kita telah menghukuminya, bahkan kita telah bersaksi bahwa Rasulullah SAW menginginkan makna seperti ini dan itu. ini bukan hal sepele lho ..... semua yang kita jelaskan kepada orang lain dari hadits Rasul akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.

terus gimana donk kalau kita ingin memahami nash hadits dengan benar sekaligus bisa menerangkannya dengan tidak keliru?

tentunya ada beberapa ketentuan dan syarat yang harus kamu miliki dong, supaya bisa memahami suatu hadits sesuai maksud yang Rasul inginkan. diantaranya adalah kita harus meyakini dan crosscheck kembali kesahihan nash tersebut baik sanad maupun matannya, tidak lupa dengan melihat kepada hadits2 lain yang memiliki konteks sama dengan nash tersebut secara komprehensif, mengetahui ilmu nasikh dan mansukh, memahami nash tersebut dari segi asbab wurudnya dan masih banyak lagi pastinya.

kemarin sempat ada yang bertanya: “Bang, kan kita tahu nih ya kalau pahala shalat berjama’ah itu 27 sebagaimana hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Imam bukhari yang biasa kita dengar, nah ini kok ana nemu riwayat lagi yang menerangkan pahala sholat jama’ah itu 25 derajat, padahal hadits itu juga masih dalam kitab shahihnya Imam Bukhari, jadi yang bener yang mana dong bang, bingung ane?”.

Imam Ibnu Hazm berkata: “saya tidak pernah menemukan dua hadits yang sama sama berpredikat shahih, saling bertentangan satu sama lain. barang siapa yang pernah menemukan hal seperti itu maka datanglah kepadaku dengan membawa bukti-buktinya”.

Mau tahu keseruannya lebih lanjut, yuk download audio perpustakaan PPMI yang ada di bawah ini ...
Download di sini yah